Baju dari China Masuk Masal ke RI Sebesar 30.000 Kontainer

Juni 12, 2024

Baju dari China Masuk Masal ke RI Sebesar 30.000 Kontainer

Baju dari China Masuk Masal ke RI Sebesar 30.000 Kontainer – Pengusaha tekstil nasional memperingatkan https://selvedgebarbers.com/ ancaman yang tengah mengintai industri di dalam negeri. Dalam 3-6 bulan ke depan, puluhan ribu barang-barang tekstil termasuk garmen (baju/ pakaian) asal China bakal membanjiri Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana dalam Profit CNBC Indonesia, Selasa . Hal itu, kata dia, sebagai efek akibat keputusan pemerintah yang melonggarkan aturan impor. “Dalam waktu 3-6 bulan ke depan, prediksi kita akan ada 10.000-20.000 kontainer impor berupa produk jadi, yang isinya tekstil jadi, garmen, akan meluber ke Indonesia Permendag yang dimaksud Danang adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 8/2024 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perdagangan No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.

Undang – Undang Ketentuan Impor

Aturan baru ini berlaku mulai 17 Mei 2024 dan merelaksasi ketentuan impor yang sebelumnya diperketat oleh Permendag No 36/2023. Dalam revisi terbaru ini, pemerintah memutuskan melonggarkan impor yang sebelumnya sempat mengharuskan Pertimbangan Teknis (Pertek) dari kementerian teknis yang menaungi komoditas impor sebagai syarat mendapat Persetujuan Impor (PI). “Kurang lebih, proyeksi kita dalam satu tahun ke depan apabila itu tetap terjadi, maka setiap bulan akan muncul kurang lebih 10.000 sampai 30.000 kontainer. Satu kontainer itu bisa berisi beberapa ratus ribu potong baju jadi,” tukas Danang.

“Dan apa gunanya teman-teman produsen IKM (industri kecil menengah) di Bandung tuh, yang bikin fashion-fashion keren itu, disandingkan dengan produk-produk dari China yang jauh lebih murah, nggak seperempat atau paling masing-masing setengah harga kita,” tambahnya. Serbuan barang impor, termasuk dari China itu, imbuh Danang, akan menggempur pasar domestik secara cepat. Karena keran impor yang dibuka lebar-lebar tanpa mempertimbangkan IKM tekstil di dalam negeri.

“Nah inilah kemudian dalam spaceman slot satu tahun ke depan industri tekstil pada ujungnya akan gulung tikar. Karena tidak ada lagi IKM yang beli dari industri tekstil, semuanya ambil dari impor,” ucapnya. Hal itu, lanjutnya, akan menimbulkan efek bola salju. Yakni, efek domino yang akan memicu kehancuran industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri. “Gelombang efek bola salju kehancuran ini akan terjadi dalam satu tahun dua tahun ke depan kalau peraturan restriktif terhadap importasi barang tidak kita ciptakan. Ini harus segera direformasi peraturan itu. Kecuali memang pemerintah mendukung adanya upaya deindustrialisasi,” katanya. “Kalau pemerintah tidak berpihak kepada manufaktur dalam negeri, tidak berpihak pada industri dalam negeri, ya silakan diteruskan. Dan itulah kejatuhan ekonomi kita di industri padat karya, dimulai dari Permendag No 8/2024,” tantang Danang Kondisi itu, sebut Danang, perlahan akan mematikan industri tekstil di dalam negeri. Satu per satu industri tekstil nasional akan gulung tikar.

Pengusaha Bisnis Tekstil Makin Terjepit dan Kesulitan

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Danang Girindrawardana menyebut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor seperti menginjeksi mati industri tekstil dan garmen di dalam negeri. Menurutnya, implementasi dari Permendag 8/2024 itu akan membuka keran impor sebesar-besarnya, dan membuka arus barang masuk yang tidak diperlukan lagi untuk Indonesia. Sebab, Permendag 8/2024 telah mengizinkan masuk barang tekstil dan garmen yang sudah jadi ke Indonesia. “Lah barang yang sudah jadi kok diimpor ke Indonesia? Artinya ini akan head to head atau berhadapan dengan produsen manufaktur garmen kita, termasuk para IKM,” ujarnya. Ketidakseimbangan antara barang masuk dan barang yang diproduksi di dalam negeri, akan menjadi nyata terjadi. “Barang-barang dari luar negeri, seperti tekstil gelondongan yang sudah jadi masuk ke Indonesia dengan harga yang lebih murah. Kemudian mereka juga bebas pajak, terus mereka juga bisa mengalir melalui pasar-pasar tradisional dan bahkan pasar yang tidak terdeteksi oleh pemerintah, itu banyak sekali terjadi,” tukas dia.

Sementara barang produksi dalam negeri, lanjut dia, banyak dikenai berbagai macam jenis perpajakan. Menurutnya, itu tentu jelas tidak adil bagi industri tekstil dan garmen nasional. Ia pun meminta kepada pemerintah agar mengubah situasi yang ada saat ini, agar iklim investasi, khususnya produk tekstil dan garmen bisa menjadi semakin baik. “Kalau pemerintah membuka keran impor lebar-lebar, maka pemerintah juga harus memperkuat industri dalam negerinya. Kalau mau dibuka lebar industrinya, juga harus kuat dulu, jangan dibuka ketika kita masih lemah,” ujarnya. Danang menyebut implementasi Permendag seakan membuka bendungan tanpa mempertimbangkan slot gacor gampang menang peraturan teknis yang ada sebelumnya. Ia pun menilai ada sesuatu yang salah di kabinet akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.